di balik gelapnya awan
dari balik jendela lantai enam tempatku mencari nafkah, kulemparkan pandang. jendela ini tepat berada di belakangku. hari ini bukan sebuah hari yang ramah rupanya. kulihat awan hitam menggantung di atas sana. firasatku mulai tidak enak. entah mengapa. kucoba menepis bayang itu. tak bisa. aku mencoba menggali akar gelisahku. nihil
aku tahu. di rumahku sekarang pasti hujan sudah turun dengan lebatnya. kenapa pikiranku menerawang sampai ke rumah yah? aku bingung. benakku makin berasa tak enak. rasa khawatir menyergap.
tiba-tiba aku teringat sesuatu. jemuranku belum terangkat dan aku tahu kalau tak ada orang di rumah sekarang. terlambat. aku menemukan akar dari rasa gelisahku. namun terlambat. bajuku pasti sudah basah semua.
aku tahu. di rumahku sekarang pasti hujan sudah turun dengan lebatnya. kenapa pikiranku menerawang sampai ke rumah yah? aku bingung. benakku makin berasa tak enak. rasa khawatir menyergap.
tiba-tiba aku teringat sesuatu. jemuranku belum terangkat dan aku tahu kalau tak ada orang di rumah sekarang. terlambat. aku menemukan akar dari rasa gelisahku. namun terlambat. bajuku pasti sudah basah semua.
<< Home