My Reflection ...
Q yang baru lahir
Lahir di tengah keluarga yang penuh canda, gelak tawa dan kehangatan kasih. Berayahkan seorang pria yang memilih bidang keprajuritan sebagai tumpuan hidupnya dan keluarganya. Memiliki seorang Ibu yang sangat bijaksana dengan kesabaran dan kasih sayang yang tiada batas. Dengan dua orang kakak perempuannya yang selalu berusaha menjaga adik-adiknya dengan segala kemurahan hati seorang kakak pada adiknya ... seorang adik lelaki dikirimkan oleh Sang Pencipta untuk menemaniku ...
Q di TK
Sekarang Q ada di TK, dimana Q banyak diajar arti kemandirian dalam waktu yang relatif masih muda ... Ibu selalu memberi uang saku untuk naik angkot dari rumah menuju ke Taman Kanak-kanak nya Q dulu ... Oh ya, keluarga Q pindah dari Ibukota republik ini ke tanah kelahiran Ayah Q di sebuah kota dingin di Jawa Timur. Banyak kenek angkot yang gak tega menerima uang dari anak TK ini. Jadi Q sering pulang dengan seplastik es campur di tangan hasil dari uang ongkos angkot yang gak mau dibayar itu ....
Q ... SD
Tidak banyak yang terjadi selama masa Sekolah Dasar ini yang bisa Q ingat ... kecuali Q yang tidak bisa diam, sampe Ibunya selalu dipanggil oleh kepala sekolah karena kelakuan Q yang tidak bisa diam ini ... terlalu cerewet kata Ibu kepada Q ... satu yang Q ingat ... kakak pertama Q pergi ke negeri kincir angin ... menemani kakak dari ayah kami yang menetap di sana ...
Junior High Q
Mulai mengenal ciuman pertama ... Siang itu Q dan sahabat wanitanya berjalan beriring ... kami teman dekat ... satu gereja ... dan sama sama aktif dalam lingkup anak altar ... waktu itu ia mempunyai sesuatu yang menarik perhatian Q ... Q dalam rasa penasarannya minta untuk melihat gambar itu ... dia bilang cium dulu dong ... gak kebayang gimana muka Q waktu itu ... akhirnya sebuah ciuman tipis mendarat di pipinya ... sejak itu Q mulai merasa mempunyai perasaan yang aneh terhadap kawan wanita yang satu ini ... yang mengajarkan Q banyak hal mengenai kesabaran dan kelenturan terhadap yang lain ... banyak percobaan yang dilakukan di usia SMP ini dari coba-coba mulai merokok *dan berakhir dengan kemarahan besar dari Ayahanda tercinta yang bukan perokok* Selain itu lingkungan pertemanan yang terjalin di sekolah membuahkan banyak sahabat yang terus lekat di ingatan hingga detik ini ... Ayahanda tercinta ditugaskan kembali ke Ibukota Republik ...
semua anggota keluarga akan menyusul secepatnya ...
SMA, Jakarta
Selepas masa pendidikan SMP, sesuai dengan perjanjian waktu itu, Ayahanda telah menyiapkan sebuah rumah mungil di Cempaka Putih yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah masa kecil Q dulu ... hanya dipisahkan oleh beberapa gang saja jaraknya ... memasuki kehidupan baru di kota metropolitan ... sekolah baru dan lingkungan baru ... tidak berat beradaptasinya ... semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja ... Sekolah baru ... kehilangan sepeda di hari pertama sekolah jadi pengalaman yang tak terlupakan waktu itu. Makin menguatkan kesan bahwa kota ini memang tidak aman buat para pendatang ... Pertemanan dengan kawan-kawan baru yang menggoreskan sebuah kenangan yang dalam ... Ada Valery Irvan ... sosok kurus kering tapi cerdas ini sangat mempesona Q saat itu ... Ada Hotnikson Sihombing ... anak rantau dari Padang Sidempuan ini kerap jadi bulan- bulanan ... kesannya bener-bener rantau banget deh *baca:kampung* ... sesosok wanita dari SMA ini sempat hadir di hati Q ... tidak bertahan lama ... dia pindah ke sekolah lain ...
The College Years ... and the madness start ...
Selepas dari masa SMA yang bisa dibilang adem ayem gemah ripah loh jinawi ... akhirnya Q lulus juga ... walaupun dengan nilai yang berantakkan banget buat ukuran saat itu, akhirnya Q mendarat di sebuah kampus komputer di Depok sana ... dan bergabung dengan teman-teman yang mempunyai kegilaan dan minat yang sama ... kami menjadi tak terpisahkan ... kegilaan demi kegilaan kami lakukan bersama ...
Sementara itu seorang wanita kembali datang dan menorehkan kenangan di hati Q... dan seperti yang sebelumnya ... ia pergi ... menolak untuk tinggal ... sejak kejadian itu ada yang berubah dari Q waktu itu ... Q gak pernah mau berhubungan secara serius dengan makhluk berjenis wanita ... dan kegilaan - kegilaan bersama kawan-kawan seperjuangan di Kampus pun semakin menjadi ... Q nyaris gak bisa membedakan mana diri Q yang nyata ... semuanya terlihat kabur ... hingga suatu hari ...
Kesadaran yang agak terlambat datang itu kembali menyapa ... apa yang akan Q lakukan dengan masa depannya ... dan jujur aja ... Q bukan jenis orang yang sangat pintar ... Q biasa aja ... Q panik ... Q mulai keluar dari sarang gelapnya dan mulai kembali mengikuti kursus-kursus yang dirasa bisa meningkatkan ketrampilannya ... mencoba melamar pekerjaan dan diterima di sebuah perusahaan portal bisnis yang kini sudah kolaps ... ada senyum bangga waktu itu ... ternyata Q gak sejelek yang orang kira ... namun panggilan dari kampus yang semakin menjadi dan harus selesainya masa perkuliahan menjadi setan yang menghantui ... terpaksa pamit mundur dari dunia kerja yang diam-diam mulai dicintainya itu ...
Living in the Fast Lane...
Ternyata panggilan kampus itu tidak banyak berbuah apa-apa ... Q kembali gelisah ... ada yang hilang dari dirinya ... diam-diam ia merindukan suasana kerja ... berbekal sebuah informasi dari seorang sahabat, Q kembali memberanikan kembali untuk melamar kerja ... sebuah tawaran kerja dari Organisasi Energy regional ASEAN menggelitik hatinya ... setelah melewati masa interview dan penantian yang lumayan panjang, akhirnya Q terdampar kembali ke dunia yang ia cintai dengan amat sangat ... dunia kerja ... and here I am ... berusaha menulis kembali fragmen-fragmen kecil dari kehidupannya ... cintanya ... dan segala yang ia tahu mengenai dunia ... ternyata masih banyak yang harus digali kembali ...
Lahir di tengah keluarga yang penuh canda, gelak tawa dan kehangatan kasih. Berayahkan seorang pria yang memilih bidang keprajuritan sebagai tumpuan hidupnya dan keluarganya. Memiliki seorang Ibu yang sangat bijaksana dengan kesabaran dan kasih sayang yang tiada batas. Dengan dua orang kakak perempuannya yang selalu berusaha menjaga adik-adiknya dengan segala kemurahan hati seorang kakak pada adiknya ... seorang adik lelaki dikirimkan oleh Sang Pencipta untuk menemaniku ...
Q di TK
Sekarang Q ada di TK, dimana Q banyak diajar arti kemandirian dalam waktu yang relatif masih muda ... Ibu selalu memberi uang saku untuk naik angkot dari rumah menuju ke Taman Kanak-kanak nya Q dulu ... Oh ya, keluarga Q pindah dari Ibukota republik ini ke tanah kelahiran Ayah Q di sebuah kota dingin di Jawa Timur. Banyak kenek angkot yang gak tega menerima uang dari anak TK ini. Jadi Q sering pulang dengan seplastik es campur di tangan hasil dari uang ongkos angkot yang gak mau dibayar itu ....
Q ... SD
Tidak banyak yang terjadi selama masa Sekolah Dasar ini yang bisa Q ingat ... kecuali Q yang tidak bisa diam, sampe Ibunya selalu dipanggil oleh kepala sekolah karena kelakuan Q yang tidak bisa diam ini ... terlalu cerewet kata Ibu kepada Q ... satu yang Q ingat ... kakak pertama Q pergi ke negeri kincir angin ... menemani kakak dari ayah kami yang menetap di sana ...
Junior High Q
Mulai mengenal ciuman pertama ... Siang itu Q dan sahabat wanitanya berjalan beriring ... kami teman dekat ... satu gereja ... dan sama sama aktif dalam lingkup anak altar ... waktu itu ia mempunyai sesuatu yang menarik perhatian Q ... Q dalam rasa penasarannya minta untuk melihat gambar itu ... dia bilang cium dulu dong ... gak kebayang gimana muka Q waktu itu ... akhirnya sebuah ciuman tipis mendarat di pipinya ... sejak itu Q mulai merasa mempunyai perasaan yang aneh terhadap kawan wanita yang satu ini ... yang mengajarkan Q banyak hal mengenai kesabaran dan kelenturan terhadap yang lain ... banyak percobaan yang dilakukan di usia SMP ini dari coba-coba mulai merokok *dan berakhir dengan kemarahan besar dari Ayahanda tercinta yang bukan perokok* Selain itu lingkungan pertemanan yang terjalin di sekolah membuahkan banyak sahabat yang terus lekat di ingatan hingga detik ini ... Ayahanda tercinta ditugaskan kembali ke Ibukota Republik ...
semua anggota keluarga akan menyusul secepatnya ...
SMA, Jakarta
Selepas masa pendidikan SMP, sesuai dengan perjanjian waktu itu, Ayahanda telah menyiapkan sebuah rumah mungil di Cempaka Putih yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah masa kecil Q dulu ... hanya dipisahkan oleh beberapa gang saja jaraknya ... memasuki kehidupan baru di kota metropolitan ... sekolah baru dan lingkungan baru ... tidak berat beradaptasinya ... semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja ... Sekolah baru ... kehilangan sepeda di hari pertama sekolah jadi pengalaman yang tak terlupakan waktu itu. Makin menguatkan kesan bahwa kota ini memang tidak aman buat para pendatang ... Pertemanan dengan kawan-kawan baru yang menggoreskan sebuah kenangan yang dalam ... Ada Valery Irvan ... sosok kurus kering tapi cerdas ini sangat mempesona Q saat itu ... Ada Hotnikson Sihombing ... anak rantau dari Padang Sidempuan ini kerap jadi bulan- bulanan ... kesannya bener-bener rantau banget deh *baca:kampung* ... sesosok wanita dari SMA ini sempat hadir di hati Q ... tidak bertahan lama ... dia pindah ke sekolah lain ...
The College Years ... and the madness start ...
Selepas dari masa SMA yang bisa dibilang adem ayem gemah ripah loh jinawi ... akhirnya Q lulus juga ... walaupun dengan nilai yang berantakkan banget buat ukuran saat itu, akhirnya Q mendarat di sebuah kampus komputer di Depok sana ... dan bergabung dengan teman-teman yang mempunyai kegilaan dan minat yang sama ... kami menjadi tak terpisahkan ... kegilaan demi kegilaan kami lakukan bersama ...
Sementara itu seorang wanita kembali datang dan menorehkan kenangan di hati Q... dan seperti yang sebelumnya ... ia pergi ... menolak untuk tinggal ... sejak kejadian itu ada yang berubah dari Q waktu itu ... Q gak pernah mau berhubungan secara serius dengan makhluk berjenis wanita ... dan kegilaan - kegilaan bersama kawan-kawan seperjuangan di Kampus pun semakin menjadi ... Q nyaris gak bisa membedakan mana diri Q yang nyata ... semuanya terlihat kabur ... hingga suatu hari ...
Kesadaran yang agak terlambat datang itu kembali menyapa ... apa yang akan Q lakukan dengan masa depannya ... dan jujur aja ... Q bukan jenis orang yang sangat pintar ... Q biasa aja ... Q panik ... Q mulai keluar dari sarang gelapnya dan mulai kembali mengikuti kursus-kursus yang dirasa bisa meningkatkan ketrampilannya ... mencoba melamar pekerjaan dan diterima di sebuah perusahaan portal bisnis yang kini sudah kolaps ... ada senyum bangga waktu itu ... ternyata Q gak sejelek yang orang kira ... namun panggilan dari kampus yang semakin menjadi dan harus selesainya masa perkuliahan menjadi setan yang menghantui ... terpaksa pamit mundur dari dunia kerja yang diam-diam mulai dicintainya itu ...
Living in the Fast Lane...
Ternyata panggilan kampus itu tidak banyak berbuah apa-apa ... Q kembali gelisah ... ada yang hilang dari dirinya ... diam-diam ia merindukan suasana kerja ... berbekal sebuah informasi dari seorang sahabat, Q kembali memberanikan kembali untuk melamar kerja ... sebuah tawaran kerja dari Organisasi Energy regional ASEAN menggelitik hatinya ... setelah melewati masa interview dan penantian yang lumayan panjang, akhirnya Q terdampar kembali ke dunia yang ia cintai dengan amat sangat ... dunia kerja ... and here I am ... berusaha menulis kembali fragmen-fragmen kecil dari kehidupannya ... cintanya ... dan segala yang ia tahu mengenai dunia ... ternyata masih banyak yang harus digali kembali ...
<< Home