Monday, July 11, 2005

comfort zone itu seperti ...

tukang bakwan malang yang ngetem di sebuah gedung kantor kecil dan berjualan di sana tiap harinya melayani para pelanggan dari gedung kantor itu tanpa pernah berani pindah berjualan ke gedung yang lebih besar yang tak jauh dari tempatnya berjualan. tukang bakwan itu merasa takut kalo pelanggannya akan jauh berkurang, sehingga penghasilannya juga akan berkurang, selain itu dia juga merasa kalo bakwan bikinan dia kurang enak untuk memenuhi selera penghuni gedung sebelah. bertahan berjualan di gedung kecil itu membuat dia merasa nyaman, soalnya dia merasa punya pelanggan tetap yang setia dengan masakan dia, mungkin sedikit complain yang dia terima tidak membuatnya berpikir untuk pindah. dia benar benar merasa nyaman.

dalam waktu kurang dari 2 minggu gue akan segera meninggalkan sebuah zona nyaman yang gue rajut sendiri selama 4 tahun. menjadi nyaman selama 4 tahun membawa sebuah beban tersendiri ternyata buat gue. sebuah beban yang gue sendiri gak sadar ada hingga detik ini. beban menjadi satu-satunya orang yang knowing-it-all mengenai semua masalah IT di tempat ini. gue yakin dengan kepindahan gue nanti ke tempat yang baru nanti akan menjadikan gue sedikit lebih ringan. menjadi pemula lagi. menjadi gak begitu yakin lagi. kembali belajar. dan semua rasa exciting itu kini berbaur jadi satu.